Skip to main content

Membuat Koneksi Database dengan PHP (MYSQL)

Makalah Menjadi pemimpin Yang Efektif





MENJADI PEMIMPIN YANG EFEKTIF
 



KATA PENGANTAR

Om Swastiastu”
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) karena atas asung kerta wara nugraha-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusuan makalah ini tepat pada waktunya yaitu  “Menjadi Pemimpin  Yang EfektiK”.
Terwujudnya  makalah  ini  bukan  semata-mata atas usaha sendiri, melainkan karena bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka melalui kesempatan yang baik ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.
Dalam makalah ini penulis berusaha menyajikan materi dengan bahasa sederhana, namun dengan kurangnya kemampuan yang penulis miliki jelas makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu  kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua kalangan pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
“Om Shantih, shantih, shantih Om”

Denpasar, 28 Mei 2015            



                                                                                   
Penulis,




Daftar Isi
BAB I       
Kata  Pengantar................................................................................................................. 2
Daftar Isi........................................................................................................................... 2
Latar Belakang.................................................................................................................. 5
Rumusan Masalah.............................................................................................................. 6
Tujuan Pembahasan........................................................................................................... 6
Manfaat Pembahasan......................................................................................................... 6

BAB II     
Pembahasan..................................................................................................................... 7
  1. Kepemimpinan Yang Efektif….…………………………….......………….....7
1.         Pengertian Kepemimpinan Yang Efektif…………………………………..7                
2.         Sifat Kepemimpinan Yang Efektif………………………………………..7
3.         Fungsi Kepemimpinan Yang Efektif……………………………………...7
4.         Cara menumbuhkan pemimpin yang efektif……………………………..8
5.         Fondasi bagi kepemimpinan yang efektif………………………………...8
B.    Delegasi………………………………………………………………………...9
1.      Manfaat Pelimpahan Wewenang / Delegasi………………………………10
2.      Dasar Pendelegasian………………………………………………………10
3.      Sifat Delegasi……………………………………………………………...11
4.      Asas – Asas Pendelegasian ……………………………………………….12
C.    Motivasi
1.         Konsep Kepemimpinan dan pengaruhnya terhadap motivasi kerja……13

D.    Getting More Doing Less……………………………………………………18
BAB III
Penutup………………………………………………………………………………..19
Simpulan……………………………………………………………………….……..19
Saran   ....................................................................................................................19
Daftar Pustaka            .........................................................................................................20


















BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
     
Akhir-akhir ini banyak orang membicarakan masalah krisis kepemimpinan. Banyak orang mengatakan bahwa pada zaman sekarang sangat sulit mencari kader-kader pemimpin pada berbagai tingkatan. Orang pada zaman sekarang cenderung mementingkan diri sendiri dan tidak atau kurang perduli pada kepentingan orang lain, dan kepentingan lingkungannya. Krisis kepemimpinan ini disebabkan karena makin langkanya keperdulian pada kepentingan orang banyak, dan kepentingan lingkungannya. Sekurang-kurangnya terlihat ada tiga masalah mendasar yang menandai kekurangan ini. Pertama adanya krisis komitmen. Kebanyakan orang tidak merasa mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memikirkan dan mencari pemecahan masalah kemaslahatan bersama, masalah harmoni dalam kehidupan dan masalah kemajuan dalam kebersamaan Kedua, adanya krisis kredibilitas. Sangat sulit mencari pemimpin atau kader pemimpin yang mampu menegakkan kredibilitas tanggung jawab. Kredibilitas itu dapat diukur misalnya dengan kemampuan untukmenegakkan etika memikul amanah, setia pada kesepakatan dan janji, bersikap teguh dalam pendirian, jujur dalam memikul tugas dan tanggung jawab yang dibebankan padanya, kuat iman dalam menolak godaan dan peluang untuk menyimpang. Ketiga, masalah kebangsaan dan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Saat ini tantangannya semakin kompleks dan rumit. Kepemimpinan sekarang tidak cukup lagi hanya mengandalkan pada bakat atau  keturunan. Pemimpin zaman sekarang harus belajar, harus membaca, harus mempunyai pengetahuan mutakhir dan pemahamannya mengenai berbagai soal yang menyangkut kepentingan orang-orang yang dipimpin. Juga pemimpin itu harus memiliki kredibilitas dan integritas, dapat bertahan, serta melanjutkan misi kepemimpinannya. Kalau tidak, pemimpin itu hanya  akan    menjadi suatu karikatur yang   akan  menjadi cermin atau  bahan  tertawaan dalam kurun sejarah dikemudian hari.

2.                  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah :
a.      Apa arti kepemimpinan efektif?
b.      Bagaimana gaya kepemimpinan yang efektif?
c.      Bagaimana cara pemimpin  yang efektif melakukan  pendelegasian tugas?
d.     Bagaimana pemimpin memotivasi bawahan?
  1. Tujuan Pembahasan
Adapun Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :
      1. Untuk mengetahui kepemimpinan yang efektif.
      2. Untuk mengetahui gaya yang efektif.
      3. Untuk mengetahui cara pemimpin yang efektif melakukan pendeleglasian tugas.
      4. Untuk mengetahui cara memotivasi bawahan.

4.                  Manfaat Pembahasan

Adapun manfaat yang bisa diperoleh bagi penulis maupun pembaca adalah dapat  mengetahuimenjadi pemimpin yang efektif melalui cara pendeleglasian tugas, memotivasi bawahan, & getting more doing less.











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kepemimpinan yang Efektif.
1.      Pengertian Kepemimpinan Yang Efektif
Pemimpin yang efektif adalah seorang yang tidak hanya bekerja sendiri tanpa melibatkan siapapun, melainkan mampu memanfaatkan berbagai potensi yang mengelilinginya. Kepemimpinan efektif bukan sekedar pusat kedudukan atau kekuatan akan tetapi merupakan interaksi aktif antar komponen yang efektif.

2.      Sifat Kepemimpinan Yang Efektif
Sifat kepemimpinan yang efektif menurut Keith Davis adalah:
a.       Intelegensi yang tinggi (Intellegence)
b.      Kematangan jiwa social (social Maturity)
c.       Motivasi terhadap diri dan hasil (Inner motivation and achievement drives)
d.      Menjalin hubungan kerja manusiawi (Human relation attitudes)
3.       Fungsi Kepemimpinan Yang Efektif
Fungsi seorang pemimpin yang efektif adalah:
a.       Membantu mencapai sasaran organisasi
b.      Menggerakan anggota menuju sasaran tersebut
c.       Mewujudkan interaksi dan keterikatan antar individu
d.      Memelihara kekuatan dan kohesi anggota.

4.       Cara menumbuhkan pemimpin yang efektif
Untuk mengembangkan sikap pemimpin efektif bisa dilakukan ibarat mengelola kebun.
Delapan  prinsip pengembangan yang efektif antara lain:
a.       Pilihlah benih yang bagus. ”pilihlah orang dengan potensi alamiah           untuk bisa memainkan peran pemimpin”
b.      Siapkan tanahnya. “periksa kultur perusahaan anda apakah kultur ini menumbuhkan atau memandulkan tumbuhnya kepemimpinan” kejujuran, keadilan, dan ketidakcurangan.
c.       Perkaya tanahnya dengan pupuk dan air.”pastikan matahari yang membawa nilai-nilaibaik:integritas,
d.      Rotasikan tanaman. “berikan kepada pemimpin beragam tantangan dan kesempatan”
e.       Biarkan ladang tanpa tanaman: tidak semua pohon berbuah setiap tahun. “berikan waktu kepada para pemimpin untuk berpikir, merenung dan menyelesaikan masalah mereka”
f.       Lihat baik-baik dimana pohon akan tumbuh subur. “seorang pemimpin yang sanggup berjuang dalam satu bidang atau sektor mungkin juga dapat sukses dalam bidang atau sektor lain  ”
g.      Buanglah bagian-bagian pohon yang mati. Sederhanakan pohon hingga tersisa batang saja. “buanglah praktek-praktek dan ide-ide yang tidak memberikan hasil”
h.      Biarkan akarnya tumbuh jauh kedalam tanah.”air inspirasi terletak jauh dibawah tanah” prinsip paling penting dalam pengembangan kepemimpinan adalah jangan pernah mengangkat seseorang yang tidak mempunyai pelatihan atau persiapan yang sesuai.

5.        Fondasi bagi kepemimpinan yang efektif
Langkah pertama untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif adalah dengan bercermin. Kuasailah ketrampilan diri sendiri dengan demikian anda akan meletakan dasar untuk membantu orang lain agar melakukan hal yang sama.”
Charles C, Manz dalam bukunya yang berjudul “Leadership Wisdom of Jessus”, Charles C. Manz menjelaskan bagaimana membangun fondasi kepemimpinan yang kokoh, melalui ajaran Yesus dibawah ini:
“mengapa engkau melihat selumbar di wajah saudaramu, sedangkan balok di matamu tidak engkau ketahui? Bagaimana engkau berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal adabalok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkan dahulu balok di matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar dari mata saudaramu.”(Mat 7:3-5)
Ayat diatas mengemukakan bahwa pandangan yang berbeda dari Yesus tentang bagaimana seharusnya pendekatan seorang pemimpin terhadap obyek kepemimpinan. Yaitu terlebih dahulu pemimpin ditantang untuk mencermati dan memperbaiki diri mereka sendiri. Inilah yang sering tidak disadari oleh para pemimpin. Banyak orang yang ingin menjadi pemimpin, tetapi tidak banyak yang menyadari bahwa untuk memimpin orang lain, seseorang terlebih dahulu harus trampil dalam memimpin diri sendiri. Kepemimpinan terhadap orang lain harus datang dari suatu ekspresi yang jujur terhadap kelemahan diri sendiri.
Dari uraian diatas kita bisa menyimpulkan bahwa landasan yang kuat bagi seorang pemimpin adalah ketika pemimpin tersebut bisa membentuk sebuah model keteladanan. Keteladanan akan menjadi kekuatan yang mampu mempengaruhi tanpa harus menggurui dan memaksa. Keteladanan akan memunculkan sikap hormat dan penghargaan yang tulus yang akan menggerakkan orang lain dengan sukarela. Dengan menjadi model keteladanan, seorang pemimpin dimampuksn untuk bisa memberikan dampak bagi lingkungannya, sekaligus menunjukkan kepada obyek yang dipimpinnya bagaimana cara melakukan pelayanan mengembangkan orang lain menjadi pribadi yang efektif, berkualitas dan berkarakter kristus.
Jadi jika anda ingin menjadi seorang pemimpin yang efektif, mulailah dengan menguasai ketrampilan dalam memimpin diri sendiri. Biarkan orang lain melihat karakter dan kualitas hidup anda. Dengan demikian anda akan akan meletakan dasar kokoh bagi kepemimpinan anda.

B.     Delegasi
         Adakalanya seseorang yang berada disuatu posisi memiliki berbagai keterbatasan dalam melakukan suatu pekerjaan, jumlah pekerjaan serta keahlian yang dimiliki. Jika keterbatasan ini tidak dapat ditanggulangi, hal ini akan memperburuk kinerja Organisasi. Maka perlu dilakukannya pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atau biasa disebut delegation. Pendelegasian ialah :
  1. Proses terorganisir dalam kerangka hidup organisasi/keorganisasian untuk secara langsung melibatkan sebanyak mungkin orang dan pribadi dalam pembuatan keputusan, pengarahan, dan pengerjaan kerja-yang berkaitan dengan pemastian tugas.
  2. Tindakan mempercayakan tugas (yang pasti dan jelas), kewenangan, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban kepada bawahan secara individu dalam setiap posisi tugas. Pendelegasian dilakukan dengan cara membagi tugas, kewenangan, hak, tanggung jawab, kewajiban, serta pertanggungjawaban, yang ditetapkan dalam suatu penjabaran/deskripsi tugas formil dalam organisasi.
Berikut adalah definisi atau pengertian dari Delegasi oleh beberapa pakar :

a.    Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
Pendelegasian wewenang adalah memberikan sebagian pekerjaan atau wewenang oleh delegator kepada delegate untuk dikerjakannya atasnama delegator.

b.     Raplh C. Davis
Pendelegasian wewenang hanyalah tahapan dari suatu proses ketika kita menyerahkan wewenang, berfungsi melepaskan kedudukan dengan melaksanakan pertanggung jawaban.

1.      Manfaat Pelimpahan Wewenang / Delegasi
  1. Pelimpahan wewenang memungkinkan sub-bagian atau bawahan mempelajari sesuatu yang baru dan memperoleh kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baru tersebut.
  2. Bahwa pelimpahan wewenang mendorong tercapainya keputusan yang lebih baik dalam berbagai hal.
  3. Penyelesaian pekerjaan akan dapat dilakukan dengan lebih cepat sekiranya pelimpahan wewenang tersebut berjalan sebagaimana mestinya dan diberikan kepada orang yang bertanggung jawab.

2.       Dasar Pendelegasian
Pokok pembahasan tentang dasar pendelegasian ini berupaya untuk menjawab pertanyaan “Mengapa pendelegasian itu penting?”. Pendelegasian itu sangat penting bagi hidup dan kerja setiap organisasi dengan alasan-alasan mendasar berikut di bawah ini.
  1. Pemimpin hanya dapat bekerja bersama dan bekerja melalui orang lain, sesuatu yang hanya dapat diwujudkannya melalui pendelegasian.
  2. Melalui pendelegasian, pemimpin memberi tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban kepada bawahan demi pemastian tanggung jawab tugas (agar setiap individu peserta suatu organisasi berfungsi secara normal).
  3. Dengan pendelegasian, pekerjaan keorganisasian dapat berjalan dengan baik tanpa kehadiran pemimpin puncak atau atasan secara langsung.
  4. Dalam pendelegasian, pemimpin memercayakan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban yang sekaligus “menuntut” adanya hasil kerja yang pasti dari bawahan.
  1. Dalam pendelegasian, pemimpin memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban yang sepadan bagi pelaksanaan kerja sehingga bawahan dengan sendirinya dituntut untuk bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan kerja.
  2. Pendelegasian wewenang membuktikan adanya pimpinan dan bawahan  dalam organisasi.
3.       Sifat Delegasi
Pendelegasian tidak sama pada setiap tingkat hierarki organisasi. Besar kecilnya pendelegasian adalah sesuai dengan tugas, hak, wewenang, kewajiban, tanggung jawab, dan pertanggungjawaban setiap individu dalam hierarki organisasi.
Pendelegasian tidak dapat ditransfer dari satu tugas ke tugas yang lain dalam suatu organisasi karena satu pendelegasian berlaku
Sikap Pemimpin Terhadap Delegasi
Pendelegasian hanya akan berfungsi secara efektif apabila pemimpin memahami dan mengambil sikap yang tepat terhadap pendelegasian itu.
  1. Pemimpin tertinggi dan yang setingkat di atas setiap bawahan bertanggung jawab penuh atas tugas yang didelegasikan dengan memberi dukungan penuh kepada bawahan dengan memenuhi apa yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas.
  2. Pemimpin yang mendelegasikan tugas bertanggung jawab memberi kredit kepada setiap pelaksana tugas atas hasil kerja yang telah diperlihatkannya.
  3. Pemimpin yang mendelegasikan tugas mutlak bertanggung jawab penuh atas sukses atau gagalnya suatu pelaksanaan kerja serta segala konsekuensi yang ditimbulkan oleh setiap bawahannya.
Ada beberapa sikap terhadap delegasi/pendelegasian yang memiliki efek negatif ataupun positif. Sikap-sikap tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Pemimpin sering tidak mendelegasikan tugas karena berbagai alasan, yaitu pemimpin tidak tahu atau takut, dan mempertahankan status quo, serta tidak memercayai orang lain/mencurigai orang lain.
  2. Pemimpin sering mendelegasikan semua tugas karena pemimpin tidak tahu ataupun ingin membebaskan diri/meringankan diri dari kewajibannya.
  3. Pemimpin sering mendelegasikan sedikit tugas karena pemimpin takut atau sangat hati-hati, atau kurang/tidak percaya.
  4. Pemimpin dapat dan patut mendelegasikan tugas dengan bertanggung jawab.


4.       Asas – Asas Pendelegasian :
a.         Asas Kepercayaan
Delegator hanya akan mendelegasikan sebagian wewenanganya kepada delegate, jika delegate dapat dipercaya. Kepercayaan harus didasarkan atas pertimbangan yang Objektif mengenai Kecakapan, kemampuan, kejujuran, keterampilan dan tanggung jawab.

b.          Asas Delegasi Atas Hasil yang Diharapkan
Pemimpin dalam mendelegasikan wewenang harus berdasarkan Hasil yang dilakukan oleh delegate. tidak boleh kurang, tidak boleh lebih. Harus disesuaikan dengan jaminan kecakapan dan keterampilan untuk mencapaihasil yang diharapkan.

c.         Asas Penentuan fungsi dan Kejelasan Tugas (Principle of function
       definition)
Asas penentuasn tugas yang dilakukan manajer  kepada para bawahanya  harus secara jelas disertai hasil yang diharapkan. Semakin jelas kegiatan yang dilakukan maka akan semakin jelas delegation of authority dalam organisasi dan semaki jelas pula hubungan wewenang dengan bagian – bagian yang lainnya. Menurut asas ini pendelgasian harus didasarkan atas  job description seorang bawahan.

d.         Asas Rantai Berkala (Principle Scolar of  Chain)
Asas ini artinya manajer dalam mendelegasikan wewenang harus dilakukan menurut urutan kedudukan yakni dari pejabat ke bawahan. Asas ini menghendaki adanya urutan – urutan wewenang dari manajer puncak kebawahan.




e.          Asas Tingkat Wewenang (The Authority Level Participle)
Menurut asas ini masing – masing manager pada setiap tingkat harus mengambil keputusan dan kebijakan apa saja yang dapat diambilnya sepnajang mengenai wewenangnya.

f.           Asas Kesatuan Komando  (principle Unity of Command)
Setiap bawahan  harus diusahakan agar hanya menerima perintah dari seseorang atasan saja. Tapi seorang atasan dapat memerintah lebih dari seorang bawahan.

g.          Asas Keseimbangan Wewenang  & Tanggung Jawab (Parity Of Authority &
       Responsibility )
Menurut asas ini besarnya wewenang yang didelegasikan harus sama dan seimbang dengan besaranya tugas – tugas dan tanggungjawab yang diminta. Tanpa keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab akan berakibat terjadinya kemandekan tugas-tugas dan tumpang tindih.

h.          Asas Pembagian Kerja  (Devision of Work)
Untuk berfungsinya  Organisasi hendaknya dilakukan distribusi pekerjaan, Karena jika tidak manajemen tidak berarti apa-apa dan semua tugas akan dikerjakan sendiri oleh manajer.


i.            Asas Efisiensi
Menurut asas ini pendelgasian wewenang maka manajer akan lebih leluasa melaksanakan tugas – tugas penting daripada melaksanakan hal – hal yan dapat dikerjakan bawahanya.

j.           Asas Kemutlakan Tanggung Jawab (Principle  of Authority of 
       Responsibility)
Setiap delegate yang menerima wewenang, mutlak harus bertanggungjawab kepada delegator mengenai wewenang yang dilaksanakannya. Perlu diperhatikan bahwa asas tidak berlaku mutlak, tetapi hanya sebagai pedoman untuk bertindak dan dalam penerapannya harus mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi.

C.    Motivasi
Hasibuan (2000: 142) motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Jadi motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahannya, agar mau bekerja sama secara produktif, berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Manajer yang leads through motivation akan mengembangkan suatu kondisi kerja dan melakukan kepemimpinan yang menggugah seseorang untuk bekerja lebih keras.

Morrison (1994) memberikan pengertian motivasi sebagai kecendrungan seseorang melibatkan diri dalam kegiatan yang mengarah sasaran. Jika perilaku tersebut mengarah pada suatu obyek (sasaranya) maka dengan motivasi tersebut akan diperoleh pencapaian target atau sasaran yang sebesar-besarnya sehingga pelaksanaan tugas dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya, sehingga efektivitas kerja dapat dicapai. Menurut Gibson (1997), motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku. Jadi lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu rangkaian kegitan pemberian dorongan, yaitu bukan hanya kepada orang lain tetapi juga kepada diri sendiri. Sehingga melalui dorongan ini diharapkan akan dapat bertindak kearah
tujuan yang diinginkan. Vroom (1964) dalam Luthan (2005) mengatakan kekuatan motivasi adalah valensi dan harapan. Teori pengharapan berargumentasi bahwa motivasi kerja ditentukan oleh keyakinan individu yang berhubungan dengan, hubungan usaha-kinerja (expectancy = pengharapan), hubungan kerja-hasil (instrumentalitas = perantara), dan persepsi pentingnya berbagai macam hasil pekerjaan (valence = valensi).


1.    Konsep Kepemimpinan dan pengaruhnya terhadap motivasi kerja

Pengaruh konsep kepemimpinan terhadap motivasi kerja baik itu Pegawai maupun karyawan dapat dilihat melalui teori motif sifat Mc. Celland. Menurut David Mc. Celland, semua orang dewasa berpotensi bertingkah lalu secara beraneka ragam tergantung kepada :
a)      kekuatan atau kesiapan dari berbagai motif pada dirinya
b)      karakteristik situasi dan kesempatan
Terdapat tiga motif sosial, yaitu:
1)      Motif Prestasi
2)      Motif Persahabatan
3)      Motif Kekuasaan
Karakteristik situasi akan menentukan motif mana yang akan terangsang dan macam tingkah laku yang timbul. Setiap orang memiliki ketiga motif sosial, tapi dengan kadar motif yang berlainan. Orang dengan Motif Prestasi, Motif Sahabat dan Motif Kuasa yang tinggi, tingkah lakunya dapat diramalkan, makin kuat motif itu, makin jelas corak tingkah laku yang tampak.

Orang dengan Motif Prestasi yang tinggi, akan:
  1.   Melakukan sesuatu lebih baik daripada orang lain
  2.   Mencapai atau melebihi ‘ukuran keberhasilan’ yang ditetapkan sendiri
  3.   Mencapai suatu hasil yang luar biasa dan khas
  4.   Bertanggungjawab atas semua tindakannya
  5.  Mencari umpan balik (feedback) tentang hasil tindakannya
  6.  Mengambil risiko yang moderat(menantang tetapi dapat dicapai secara nyata)
  7.   Berusaha melakukan sesuatu dengan cara kreatif dan inovatif
  8.  Mengingatkan diri atau melibatkan diri pada karir di masa yang akan datang.
  9. Orang dengan Motif Persahabatan yang tinggi :
  10.  Lebih memperhatikan apakah ia disukai dan diterima oleh orang lain yang diikuti dengan adanya persahabatan
  11. Lebih suka berhubungan dan bersama orang lain daripada sendirian, termasuk bercakap-cakap lewat telepon, berkunjung.
  12. Cemas terhadap putusnya hubungan pribadi yang baik
  13. Lebih memperhatikan segi hubungan antar pribadi daripada segi hubungan tugas dalam pekerjaan
  14. Mencari persetujuan atau kesepakatan dari orang lain, cemas terhadap putusnya hubungan pribadi yang baik
  15.  Bekerja lebih efektif dalam hubungan kerjasama yang kooperatif.

  1. Orang dengan Motif Kekuasaan yang tinggi :
  2.   Melakukan perbuatan yang menunjukkan kekuasaannya
  3. Melakukan sesuatu yang mengakibatkan timbulnya perasaan sangat positif(senang) atau sangat negatif pada orang lain
  4.   Sangat aktif dalam menentukan arah kegiatan organisasi tempat ia berada
  5. Peka dan memperhatikan struktur pengaruh antar pribadi, kelompok dan organisasi
  6.  Mengumpulkan benda/barang mewah atau menjadi anggota perkumpulan yang mencerminkan prestise
  7. Cemas akan nama baiknya/kedudukannya
  8. Berusaha menolong orang lain walaupun tidak diminta

Karyawan yang termotivasi berada di jalur menuju produktivitas tinggi. Ciriciri karyawan yang termotivasi tinggi adalah:
1.      Karyawan tersebut mampu memotivasi diri sendiri, berinisiatif, dan memacu diri untuk memulai sesuatu serta mempunyai komitmen tinggi (OCB : Organizational Citizenship Behavior).
2.      Tekun, bekerja produktif menuntaskan tugas sampai berhasil walaupun mendapat rintangan.
3.      Mempunyai kemauan keras untuk bekerja-selalu sibuk
4.      Bekerja efektif tanpa pengawasan
5.      Melihat hal-hal yang harus dikerjakan dan mengambil tindakan yang perlu
6.      Menyukai tantangan-ingin menguji kemampuannya-menyukai pencarian pemecahan masalah.
7.      Selalu ingin bertanya-menunjukkan keingintahuan
8.      Memperlihatkan ketidakpuasan konstruktif selalu memikirkan perbaikan sesuatu
9.      Berorientasi pada sasaran atau pencapaian hasil
10.  Selalu tepat waktu dan ingin menepati waktu
11.  Tingkat energi tinggi, dapat mengarahkan dan mempertahankan energi dengan efektif
12.  Merasa puas jika sudah melakukan pekerjaan dengan baik
13.  Menghargai imbalan yang pantas untuk hasil kerja yang berprestasi
14.  Memberikan andil pada penyelesaian pekerjaan yang melebihi dari yang diharapkan
15.  Memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya (bangga, punya kebiasaan kerja yang baik, cermat, konsisten) dan terhadap lingkungan kerjanya (menghormati manajemen, mempunyai hubungan baik dengan manajemen, kolega, dan bawahan)
16.  Percaya diri dan luwes dalam menyesuaikan diri dengan perubahan.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan motif prestasi, antara lain:
a.       Faktor individu : penilaian tentang kemampuan/potensi diri, konsep diri, kematangan pribadi (internal rewards)
b.      Faktor Lingkungan : dukungan dan umpan balik positif berupa ‘hadiah’ dalam bentuk pujian , penghargaan, promosi (external rewards) setiap kali individu berhasil mencapai prestasi unggul.
Pada saat memotivasi diri sendiri, faktor yang memotivasi Recognition & Responsibility. Motivator yang paling besar pada diri adalah Belief yaitu, keyakinan bahwa diri bertanggungjawab pada tindakan dan perilaku sendiri. Ketika orang menerima tanggung jawab, semua menjadi lebih baik :kualitas, produktivitas, relationship dan kerjasama Untuk memotivasi orang lain, kita dapat memberi penghargaan, menghargai, menciptkan pekerjaan yang lebih menarik, menjadi pendengar yang baik, member tantangan, serta menolong tapi tidak melakukan sesuatu bagi orang lain yang sebenarnya dapat dilakukan oleh dirinya sendiri.
Salah satu hal yang dapat dilakukan manajer untuk memotivasi bawahannya adalah dengan memberikan reward. Agar pengaruh reward dapat digunakan secara maksimal, manajer perlu :
• Menghormati keberagaman dan perbedaan individu
• Secara jelas memahami apa yang orang lain inginkan dari suatu pekerjaan
• Mengalokasikan rewards untuk memuaskan kebutuhan individu dan organisasi




D.    GETTING MORE BY DOING LESS
  1. Mengajarkan cara untuk mendapatkan hasil maksimal dengan usaha paling minimal. 
  2. Mengajarkan cara bekerja CERDAS, bukan bekerja KERAS. 
  3. Melatih untuk fokus pada 20 persen hal utama yang akan membawa pada kesuksesan yang lebih hebat. 
  4. Mengajarkan cara untuk mengidentifikasikan 20 persen hal kritikal dalam kehidupan.






















BAB III
PENUTUP

1.      KESIMPULAN
Seorang pemimpin yang efektif harus mempunyai keberanian untuk mengambil keputusan dan memikul tanggung jawab atas akibat dan resiko yang timbul sebagai konsekwensi daripada keputusan yang diambilnya Tentunya dalam mengambil keputusan. Seorang pemimpin harus punya pengetahuan, keterampilan, informasi yang mendalam dalam proses menyaring satu keputusan yang tepat. Disamping itu, seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dapat mempengaruhi dan mengarahkan segala tingkah laku dari bawahan sedemikian rupa sehingga segala tingkah laku bawahan sesuai dengan keinginan pimpinan yang bersangkutan. Untuk itu seorang pemimpin setidaknya harus memiliki kriteria-kriteria tertentu, misalnya kemampuan bisa "perceptive" dan objektif. Dalam mengarahkan dan memotivasi bawahan agar melakukan pekerjaan dengan sesuai, seorang pemimpin bisa memilih suatu gaya kepemimpinan tertentu apakah gaya autokratis, gaya partisipatif dan bahkan gaya Free Rein yang sesuai dengan situasi dan lingkungan para bawahan. Hanya dengan jalan demikian pencapaian tujuan dapat terlaksana dengan efisien dan efektif.

2.                  SARAN
3.                  Marilah kita menjadi pribadi-pribadi yang perbedaannya adalah kemampuan untuk mengubah yang biasa, menjadi yang luar biasa. Perhatikanlah, sebuah organisasi, tidak mungkin bisa bergerak mendekati bentuk kreatifitas apapun, bila sang pemimpin menjadikan dirinya sendiri sebagai contoh utama dalam penolakan cara-cara yang lebih baik. Darimana memulainya ?
4.                  1.      Seperti dalam hal apapun,
5.                  2.      Mulailah dari diri kita sendiri
DAFTAR PUSTAKA

  1. Aun Falestian Faletehan. 2006. Dasar-dasar manajemen. Fakultas Dakwah. IAIN Sunan Ampel Surabaya.
  2. Drs. Mamduh. M Hanafi, MBA. 1987. Manajemen. Yogyakarta : Percetakan akademi manajemen perusahaan YKPN
  3. Drs.Amin Tunggal Ak MBA. 2002 Manajemen Sutatu Pengantar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
  4. Heidjrachman Ranupandojo. Suad Husnan. 1996. Manajemen Personalia, BPFE.Yogyakarta :
  5. Drs. Ec. Alex S. Natisemito. 1989. Manajemen Statu Dasar danPengantar. Yakarta : Balai Aksara. Yudhistira. dan Pustaka Saadiyah.
  6. Robert J. Thie Rauf, 1984. Effective Management Information Systems. E. Merril Publishing Co. Ohio. USA.
  7. Robert Albanese, David D. Van Fleet, 1984. Organizational Behavior. A Managerial View point. Dryden Press. Texas.
  8. M. Manulang. 1990. Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia.
  9. Saul. W. Gellerman, 1983. Manajer dan bawahan, Seri Manajemen No 83, Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen. (LPPM).
  10. Winardi, 1990. Manajemen Personalia, Bandung : Abardin,
  11. Miftah Thoha, 1985. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : CV.
Rajawali.
  1. James. L. Gibson, John M. Ivancevich, James H. Donnely, 1994. organisasi
dan Manajemen. Jakarta : Erlangga.
  1. http://badrussalam-muchtar.blogspot.com/2011/11/makalah-kepemimpinan-efektif.html
  2. http://badrussalam-muchtar.blogspot.com/2011/11/makalah-kepemimpinan-efektif.html

Comments

Popular posts from this blog

Kerangka Karangan

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang   Masalah Kerangka karangan adalah rencana yang memuat garis-garis besar suatu karangan yang mengandung ketentuan – ketentuan bagaimana kita akan menyusun kerangka – keranga yang mempunyai banyak fungsi dan manfaat bagi penulis. Kerangka karangan mempunyai banyak bagian – bagian yang harus dipelajari agar suatu karangan bisa bersusun dengan baik dengan menggunakan pola penyusunan seperti pola alamiah dan logis. Keranga karangan mempunyai macam-macam yang berdasaran perincian dan perumusan teks serta mempelajari bagaimana cara penerapan penyusunan dari karangan tersebut. B.      Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah adalah 1.       Apakah pengertian kerangka karangan? 2.       Apa manfaat keranga karangan? 3.       Apa saja fungi karangan tersebut? 4.       Bagaimana cara penyusunan kerangka karangan itu? 5.       Bagaimana Pola penyusunan kerangka karangan 6.       Syarat- syarat kerangka karangan C.      T

Contoh Flowchart Konversi Suhu

Contoh Flowchart Konversi Suhu Buat Flowchart untuk konversi suhu, masukkan dalan celcius dan memilin mau konversi ke Kelvin/ Fahrenheit/Reamur Rumus : Celcius ke Kelvin : C + 273,15 Celcius ke Fahrenheit : C *1,8 + 32 Celcius ke Reamur : C * 0,8 Penyelesaian           

Membuat Koneksi Database dengan PHP (MYSQL)

Halo guys hari ini gue mau ngasik tutorial membuat koneksi database PHP (Mysql). 1. Buat file koneksi.php dalam folder xampp/htdocs/nama folder projekmu.     contoh :        2. kemudian buat kode di file koneksi.php seperti dibawah ini. 3. coba tes koneksi kalian yang buat dengan cara buka browser kemudian ketik di url localhost/nama      projekmu/koneksi.php. sebelum itu pastikan xampp kalian sudah dihidupkan!        sekian tutorial gue, next gue akan bikin tutorial lanjutan dari tuorial ini yaitu cara menampilkan data pada database