“MENJADI PEMIMPIN YANG EFEKTIF”
KATA PENGANTAR
“Om Swastiastu”
Puji syukur penulis
panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) karena atas
asung kerta wara nugraha-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusuan makalah ini
tepat pada waktunya yaitu “Menjadi Pemimpin
Yang EfektiK”.
Terwujudnya
makalah ini bukan semata-mata atas usaha sendiri,
melainkan karena bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka melalui
kesempatan yang baik ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah
ini.
Dalam makalah ini
penulis berusaha menyajikan materi dengan bahasa sederhana, namun dengan
kurangnya kemampuan yang penulis miliki jelas makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua kalangan pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata penulis ucapkan terima kasih.
“Om Shantih, shantih, shantih Om”
Denpasar, 28 Mei 2015
Penulis,
Daftar Isi
BAB I
Kata Pengantar................................................................................................................. 2
Daftar Isi........................................................................................................................... 2
Latar Belakang.................................................................................................................. 5
Rumusan Masalah.............................................................................................................. 6
Tujuan Pembahasan........................................................................................................... 6
Manfaat Pembahasan......................................................................................................... 6
BAB II
Pembahasan..................................................................................................................... 7
- Kepemimpinan Yang Efektif….…………………………….......………….....7
1.
Pengertian
Kepemimpinan Yang Efektif…………………………………..7
2.
Sifat
Kepemimpinan Yang Efektif………………………………………..7
3.
Fungsi
Kepemimpinan Yang Efektif……………………………………...7
4.
Cara
menumbuhkan pemimpin yang efektif……………………………..8
5.
Fondasi bagi kepemimpinan yang efektif………………………………...8
B.
Delegasi………………………………………………………………………...9
1. Manfaat Pelimpahan Wewenang /
Delegasi………………………………10
2. Dasar Pendelegasian………………………………………………………10
3. Sifat Delegasi……………………………………………………………...11
4. Asas – Asas Pendelegasian ……………………………………………….12
C. Motivasi
1.
Konsep Kepemimpinan dan
pengaruhnya terhadap motivasi kerja……13
D. Getting More Doing Less……………………………………………………18
BAB III
Penutup………………………………………………………………………………..19
Simpulan……………………………………………………………………….……..19
Saran ....................................................................................................................19
Daftar Pustaka .........................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Akhir-akhir ini banyak
orang membicarakan masalah krisis kepemimpinan. Banyak orang mengatakan bahwa
pada zaman sekarang sangat sulit mencari kader-kader pemimpin pada berbagai
tingkatan. Orang pada zaman sekarang cenderung mementingkan diri sendiri dan
tidak atau kurang perduli pada kepentingan orang lain, dan kepentingan
lingkungannya. Krisis kepemimpinan ini disebabkan karena makin langkanya
keperdulian pada kepentingan orang banyak, dan kepentingan lingkungannya.
Sekurang-kurangnya terlihat ada tiga masalah mendasar yang menandai kekurangan
ini. Pertama adanya krisis komitmen. Kebanyakan orang tidak merasa mempunyai tugas
dan tanggung jawab untuk memikirkan dan mencari pemecahan masalah kemaslahatan
bersama, masalah harmoni dalam kehidupan dan masalah kemajuan dalam kebersamaan
Kedua, adanya krisis kredibilitas. Sangat sulit mencari pemimpin atau kader
pemimpin yang mampu menegakkan kredibilitas tanggung jawab. Kredibilitas itu
dapat diukur misalnya dengan kemampuan untukmenegakkan etika memikul amanah,
setia pada kesepakatan dan janji, bersikap teguh dalam pendirian, jujur dalam
memikul tugas dan tanggung jawab yang dibebankan padanya, kuat iman dalam
menolak godaan dan peluang untuk menyimpang. Ketiga, masalah kebangsaan dan
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Saat ini tantangannya semakin kompleks
dan rumit. Kepemimpinan sekarang tidak cukup lagi hanya mengandalkan pada bakat
atau keturunan. Pemimpin zaman sekarang
harus belajar, harus membaca, harus mempunyai pengetahuan mutakhir dan
pemahamannya mengenai berbagai soal yang menyangkut kepentingan orang-orang
yang dipimpin. Juga pemimpin itu harus memiliki kredibilitas dan integritas,
dapat bertahan, serta melanjutkan misi kepemimpinannya. Kalau tidak, pemimpin
itu hanya akan menjadi suatu karikatur yang akan
menjadi cermin atau bahan tertawaan dalam kurun sejarah dikemudian
hari.
2.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
dalam pembuatan makalah ini adalah :
a.
Apa
arti kepemimpinan efektif?
b.
Bagaimana
gaya kepemimpinan yang efektif?
c.
Bagaimana cara pemimpin yang efektif melakukan pendelegasian tugas?
d.
Bagaimana pemimpin memotivasi bawahan?
- Tujuan Pembahasan
Adapun Tujuan
dibuatnya makalah ini adalah :
- Untuk mengetahui kepemimpinan yang efektif.
- Untuk mengetahui gaya yang efektif.
- Untuk mengetahui cara pemimpin yang efektif melakukan pendeleglasian tugas.
- Untuk mengetahui cara memotivasi bawahan.
4.
Manfaat Pembahasan
Adapun manfaat yang bisa diperoleh bagi penulis maupun pembaca adalah dapat
mengetahuimenjadi pemimpin yang efektif melalui cara
pendeleglasian tugas, memotivasi bawahan, & getting more doing less.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kepemimpinan yang Efektif.
1.
Pengertian Kepemimpinan
Yang Efektif
Pemimpin yang
efektif adalah seorang yang tidak
hanya bekerja sendiri tanpa melibatkan siapapun, melainkan mampu memanfaatkan berbagai
potensi yang mengelilinginya. Kepemimpinan efektif bukan sekedar pusat
kedudukan atau kekuatan akan tetapi merupakan interaksi aktif antar komponen
yang efektif.
2.
Sifat Kepemimpinan Yang
Efektif
Sifat kepemimpinan yang efektif
menurut Keith Davis adalah:
a.
Intelegensi yang tinggi (Intellegence)
b.
Kematangan jiwa social (social Maturity)
c.
Motivasi terhadap diri dan hasil (Inner motivation and
achievement drives)
d.
Menjalin hubungan kerja manusiawi (Human relation
attitudes)
3.
Fungsi Kepemimpinan Yang Efektif
Fungsi seorang pemimpin yang efektif
adalah:
a.
Membantu mencapai sasaran organisasi
b.
Menggerakan anggota menuju sasaran tersebut
c.
Mewujudkan interaksi dan keterikatan antar individu
d.
Memelihara kekuatan dan kohesi anggota.
4.
Cara menumbuhkan pemimpin yang efektif
Untuk mengembangkan sikap
pemimpin efektif bisa dilakukan ibarat mengelola kebun.
Delapan prinsip pengembangan yang efektif antara
lain:
a. Pilihlah
benih yang bagus. ”pilihlah orang dengan potensi alamiah untuk bisa memainkan peran pemimpin”
b. Siapkan
tanahnya. “periksa kultur perusahaan anda apakah kultur ini menumbuhkan atau
memandulkan tumbuhnya kepemimpinan” kejujuran, keadilan, dan ketidakcurangan.
c. Perkaya
tanahnya dengan pupuk dan air.”pastikan matahari yang membawa
nilai-nilaibaik:integritas,
d. Rotasikan
tanaman. “berikan kepada pemimpin beragam tantangan dan kesempatan”
e. Biarkan
ladang tanpa tanaman: tidak semua pohon berbuah setiap tahun. “berikan waktu
kepada para pemimpin untuk berpikir, merenung dan menyelesaikan masalah mereka”
f. Lihat
baik-baik dimana pohon akan tumbuh subur. “seorang pemimpin yang sanggup
berjuang dalam satu bidang atau sektor mungkin juga dapat sukses dalam bidang
atau sektor lain ”
g. Buanglah
bagian-bagian pohon yang mati. Sederhanakan pohon hingga tersisa batang saja.
“buanglah praktek-praktek dan ide-ide yang tidak memberikan hasil”
h. Biarkan
akarnya tumbuh jauh kedalam tanah.”air inspirasi terletak jauh dibawah tanah”
prinsip paling penting dalam pengembangan kepemimpinan adalah jangan pernah
mengangkat seseorang yang tidak mempunyai pelatihan atau persiapan yang sesuai.
5.
Fondasi bagi kepemimpinan yang efektif
“Langkah pertama untuk menjadi
seorang pemimpin yang efektif adalah dengan bercermin. Kuasailah ketrampilan
diri sendiri dengan demikian anda akan meletakan dasar untuk membantu orang
lain agar melakukan hal yang sama.”
Charles C, Manz dalam
bukunya yang berjudul “Leadership Wisdom of Jessus”, Charles C. Manz
menjelaskan bagaimana membangun fondasi kepemimpinan yang kokoh, melalui ajaran
Yesus dibawah ini:
“mengapa engkau melihat selumbar di
wajah saudaramu, sedangkan balok di matamu tidak engkau ketahui? Bagaimana
engkau berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari
matamu, padahal adabalok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkan dahulu
balok di matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan
selumbar dari mata saudaramu.”(Mat 7:3-5)
Ayat diatas mengemukakan bahwa
pandangan yang berbeda dari Yesus tentang bagaimana seharusnya pendekatan
seorang pemimpin terhadap obyek kepemimpinan. Yaitu terlebih dahulu pemimpin
ditantang untuk mencermati dan memperbaiki diri mereka sendiri. Inilah yang
sering tidak disadari oleh para pemimpin. Banyak orang yang ingin menjadi
pemimpin, tetapi tidak banyak yang menyadari bahwa untuk memimpin orang lain,
seseorang terlebih dahulu harus trampil dalam memimpin diri sendiri.
Kepemimpinan terhadap orang lain harus datang dari suatu ekspresi yang jujur
terhadap kelemahan diri sendiri.
Dari uraian diatas kita bisa
menyimpulkan bahwa landasan yang kuat bagi seorang pemimpin adalah ketika
pemimpin tersebut bisa membentuk sebuah model keteladanan. Keteladanan akan
menjadi kekuatan yang mampu mempengaruhi tanpa harus menggurui dan memaksa.
Keteladanan akan memunculkan sikap hormat dan penghargaan yang tulus yang akan
menggerakkan orang lain dengan sukarela. Dengan menjadi model keteladanan,
seorang pemimpin dimampuksn untuk bisa memberikan dampak bagi lingkungannya,
sekaligus menunjukkan kepada obyek yang dipimpinnya bagaimana cara melakukan
pelayanan mengembangkan orang lain menjadi pribadi yang efektif, berkualitas
dan berkarakter kristus.
Jadi jika anda ingin menjadi seorang
pemimpin yang efektif, mulailah dengan menguasai ketrampilan dalam memimpin
diri sendiri. Biarkan orang lain melihat karakter dan kualitas hidup anda.
Dengan demikian anda akan akan meletakan dasar kokoh bagi kepemimpinan anda.
B.
Delegasi
Adakalanya
seseorang yang berada disuatu posisi memiliki berbagai keterbatasan dalam
melakukan suatu pekerjaan, jumlah pekerjaan serta keahlian yang dimiliki. Jika
keterbatasan ini tidak dapat ditanggulangi, hal ini akan memperburuk kinerja
Organisasi. Maka perlu dilakukannya pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atau
biasa disebut delegation. Pendelegasian ialah :
- Proses terorganisir dalam kerangka hidup organisasi/keorganisasian untuk secara langsung melibatkan sebanyak mungkin orang dan pribadi dalam pembuatan keputusan, pengarahan, dan pengerjaan kerja-yang berkaitan dengan pemastian tugas.
- Tindakan mempercayakan tugas (yang pasti dan jelas), kewenangan, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban kepada bawahan secara individu dalam setiap posisi tugas. Pendelegasian dilakukan dengan cara membagi tugas, kewenangan, hak, tanggung jawab, kewajiban, serta pertanggungjawaban, yang ditetapkan dalam suatu penjabaran/deskripsi tugas formil dalam organisasi.
Berikut
adalah definisi atau pengertian dari Delegasi oleh beberapa pakar :
a. Drs. H.
Malayu S.P Hasibuan
Pendelegasian
wewenang adalah memberikan sebagian pekerjaan atau wewenang oleh delegator
kepada delegate untuk dikerjakannya atasnama delegator.
b. Raplh C. Davis
Pendelegasian
wewenang hanyalah tahapan dari suatu proses ketika kita menyerahkan wewenang,
berfungsi melepaskan kedudukan dengan melaksanakan pertanggung jawaban.
1.
Manfaat Pelimpahan Wewenang / Delegasi
- Pelimpahan wewenang memungkinkan sub-bagian atau bawahan mempelajari sesuatu yang baru dan memperoleh kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baru tersebut.
- Bahwa pelimpahan wewenang mendorong tercapainya keputusan yang lebih baik dalam berbagai hal.
- Penyelesaian pekerjaan akan dapat dilakukan dengan lebih cepat sekiranya pelimpahan wewenang tersebut berjalan sebagaimana mestinya dan diberikan kepada orang yang bertanggung jawab.
2.
Dasar
Pendelegasian
Pokok
pembahasan tentang dasar pendelegasian ini berupaya untuk menjawab pertanyaan “Mengapa
pendelegasian itu penting?”. Pendelegasian itu sangat penting bagi hidup
dan kerja setiap organisasi dengan alasan-alasan mendasar berikut di bawah ini.
- Pemimpin hanya dapat bekerja bersama dan bekerja melalui orang lain, sesuatu yang hanya dapat diwujudkannya melalui pendelegasian.
- Melalui pendelegasian, pemimpin memberi tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban kepada bawahan demi pemastian tanggung jawab tugas (agar setiap individu peserta suatu organisasi berfungsi secara normal).
- Dengan pendelegasian, pekerjaan keorganisasian dapat berjalan dengan baik tanpa kehadiran pemimpin puncak atau atasan secara langsung.
- Dalam pendelegasian, pemimpin memercayakan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban yang sekaligus “menuntut” adanya hasil kerja yang pasti dari bawahan.
- Dalam pendelegasian, pemimpin memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban yang sepadan bagi pelaksanaan kerja sehingga bawahan dengan sendirinya dituntut untuk bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan kerja.
- Pendelegasian wewenang membuktikan adanya pimpinan dan bawahan dalam organisasi.
3.
Sifat Delegasi
Pendelegasian tidak sama pada setiap
tingkat hierarki organisasi. Besar kecilnya pendelegasian adalah sesuai dengan
tugas, hak, wewenang, kewajiban, tanggung jawab, dan pertanggungjawaban setiap
individu dalam hierarki organisasi.
Pendelegasian tidak dapat ditransfer
dari satu tugas ke tugas yang lain dalam suatu organisasi karena satu
pendelegasian berlaku
Sikap
Pemimpin Terhadap Delegasi
Pendelegasian
hanya akan berfungsi secara efektif apabila pemimpin memahami dan mengambil
sikap yang tepat terhadap pendelegasian itu.
- Pemimpin tertinggi dan yang setingkat di atas setiap bawahan bertanggung jawab penuh atas tugas yang didelegasikan dengan memberi dukungan penuh kepada bawahan dengan memenuhi apa yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas.
- Pemimpin yang mendelegasikan tugas bertanggung jawab memberi kredit kepada setiap pelaksana tugas atas hasil kerja yang telah diperlihatkannya.
- Pemimpin yang mendelegasikan tugas mutlak bertanggung jawab penuh atas sukses atau gagalnya suatu pelaksanaan kerja serta segala konsekuensi yang ditimbulkan oleh setiap bawahannya.
Ada beberapa
sikap terhadap delegasi/pendelegasian yang memiliki efek negatif ataupun
positif. Sikap-sikap tersebut adalah sebagai berikut.
- Pemimpin sering tidak mendelegasikan tugas karena berbagai alasan, yaitu pemimpin tidak tahu atau takut, dan mempertahankan status quo, serta tidak memercayai orang lain/mencurigai orang lain.
- Pemimpin sering mendelegasikan semua tugas karena pemimpin tidak tahu ataupun ingin membebaskan diri/meringankan diri dari kewajibannya.
- Pemimpin sering mendelegasikan sedikit tugas karena pemimpin takut atau sangat hati-hati, atau kurang/tidak percaya.
- Pemimpin dapat dan patut mendelegasikan tugas dengan bertanggung jawab.
4.
Asas – Asas
Pendelegasian :
a.
Asas Kepercayaan
Delegator hanya akan
mendelegasikan sebagian wewenanganya kepada delegate, jika delegate dapat
dipercaya. Kepercayaan harus didasarkan atas pertimbangan yang Objektif
mengenai Kecakapan, kemampuan, kejujuran, keterampilan dan tanggung jawab.
b.
Asas Delegasi Atas Hasil yang Diharapkan
Pemimpin
dalam mendelegasikan wewenang harus berdasarkan Hasil yang dilakukan oleh delegate.
tidak boleh kurang, tidak boleh lebih. Harus disesuaikan dengan jaminan
kecakapan dan keterampilan untuk mencapaihasil yang diharapkan.
c.
Asas Penentuan fungsi dan Kejelasan Tugas (Principle
of function
definition)
Asas
penentuasn tugas yang dilakukan manajer kepada para bawahanya harus
secara jelas disertai hasil yang diharapkan. Semakin jelas kegiatan yang
dilakukan maka akan semakin jelas delegation of authority dalam
organisasi dan semaki jelas pula hubungan wewenang dengan bagian – bagian yang
lainnya. Menurut asas ini pendelgasian harus didasarkan atas job
description seorang bawahan.
d.
Asas Rantai Berkala (Principle Scolar of
Chain)
Asas ini
artinya manajer dalam mendelegasikan wewenang harus dilakukan menurut urutan
kedudukan yakni dari pejabat ke bawahan. Asas ini menghendaki adanya urutan –
urutan wewenang dari manajer puncak kebawahan.
e.
Asas Tingkat Wewenang (The Authority Level
Participle)
Menurut asas
ini masing – masing manager pada setiap tingkat harus mengambil keputusan dan
kebijakan apa saja yang dapat diambilnya sepnajang mengenai wewenangnya.
f.
Asas Kesatuan Komando (principle Unity of
Command)
Setiap
bawahan harus diusahakan agar hanya menerima perintah dari seseorang
atasan saja. Tapi seorang atasan dapat memerintah lebih dari seorang bawahan.
g.
Asas Keseimbangan Wewenang & Tanggung Jawab (Parity
Of Authority &
Responsibility )
Menurut asas
ini besarnya wewenang yang didelegasikan harus sama dan seimbang dengan
besaranya tugas – tugas dan tanggungjawab yang diminta. Tanpa keseimbangan antara
wewenang dan tanggung jawab akan berakibat terjadinya kemandekan tugas-tugas
dan tumpang tindih.
h.
Asas Pembagian Kerja (Devision of Work)
Untuk
berfungsinya Organisasi hendaknya dilakukan distribusi pekerjaan, Karena
jika tidak manajemen tidak berarti apa-apa dan semua tugas akan dikerjakan
sendiri oleh manajer.
i.
Asas Efisiensi
Menurut asas
ini pendelgasian wewenang maka manajer akan lebih leluasa melaksanakan tugas –
tugas penting daripada melaksanakan hal – hal yan dapat dikerjakan bawahanya.
j.
Asas Kemutlakan Tanggung Jawab (Principle of
Authority of
Responsibility)
Setiap delegate
yang menerima wewenang, mutlak harus bertanggungjawab kepada delegator
mengenai wewenang yang dilaksanakannya. Perlu diperhatikan bahwa asas tidak
berlaku mutlak, tetapi hanya sebagai pedoman untuk bertindak dan dalam
penerapannya harus mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi.
C.
Motivasi
Hasibuan
(2000: 142) motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan
kegairahan seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan
terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Jadi motivasi
mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahannya, agar
mau bekerja sama secara produktif, berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang
telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang
menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja
giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Manajer yang leads through
motivation akan mengembangkan suatu kondisi kerja dan melakukan
kepemimpinan yang menggugah seseorang untuk bekerja lebih keras.
Morrison
(1994) memberikan pengertian motivasi sebagai kecendrungan seseorang melibatkan
diri dalam kegiatan yang mengarah sasaran. Jika perilaku tersebut mengarah pada
suatu obyek (sasaranya) maka dengan motivasi tersebut akan diperoleh pencapaian
target atau sasaran yang sebesar-besarnya sehingga pelaksanaan tugas dapat
dikerjakan dengan sebaik-baiknya, sehingga efektivitas kerja dapat dicapai.
Menurut Gibson (1997), motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang
karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku. Jadi lebih lanjut dapat
disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu rangkaian kegitan pemberian
dorongan, yaitu bukan hanya kepada orang lain tetapi juga kepada diri sendiri.
Sehingga melalui dorongan ini diharapkan akan dapat bertindak kearah
tujuan yang diinginkan. Vroom (1964) dalam Luthan (2005) mengatakan
kekuatan motivasi adalah valensi dan harapan. Teori pengharapan berargumentasi
bahwa motivasi kerja ditentukan oleh keyakinan individu yang berhubungan
dengan, hubungan usaha-kinerja (expectancy = pengharapan), hubungan
kerja-hasil (instrumentalitas = perantara), dan persepsi pentingnya
berbagai macam hasil pekerjaan (valence = valensi).
1.
Konsep Kepemimpinan dan
pengaruhnya terhadap motivasi kerja
Pengaruh konsep kepemimpinan terhadap motivasi
kerja baik itu Pegawai maupun karyawan dapat dilihat melalui teori motif sifat
Mc. Celland. Menurut David Mc. Celland, semua orang dewasa berpotensi bertingkah
lalu secara beraneka ragam tergantung kepada :
a) kekuatan
atau kesiapan dari berbagai motif pada dirinya
b) karakteristik
situasi dan kesempatan
Terdapat tiga motif sosial, yaitu:
1) Motif
Prestasi
2) Motif
Persahabatan
3) Motif
Kekuasaan
Karakteristik situasi akan menentukan motif mana
yang akan terangsang dan macam tingkah laku yang timbul. Setiap orang memiliki
ketiga motif sosial, tapi dengan kadar motif yang berlainan. Orang dengan Motif
Prestasi, Motif Sahabat dan Motif Kuasa yang tinggi, tingkah lakunya dapat
diramalkan, makin kuat motif itu, makin jelas corak tingkah laku yang tampak.
Orang dengan Motif Prestasi yang tinggi, akan:
- Melakukan sesuatu lebih baik daripada orang lain
- Mencapai atau melebihi ‘ukuran keberhasilan’ yang ditetapkan sendiri
- Mencapai suatu hasil yang luar biasa dan khas
- Bertanggungjawab atas semua tindakannya
- Mencari umpan balik (feedback) tentang hasil tindakannya
- Mengambil risiko yang moderat(menantang tetapi dapat dicapai secara nyata)
- Berusaha melakukan sesuatu dengan cara kreatif dan inovatif
- Mengingatkan diri atau melibatkan diri pada karir di masa yang akan datang.
- Orang dengan Motif Persahabatan yang tinggi :
- Lebih memperhatikan apakah ia disukai dan diterima oleh orang lain yang diikuti dengan adanya persahabatan
- Lebih suka berhubungan dan bersama orang lain daripada sendirian, termasuk bercakap-cakap lewat telepon, berkunjung.
- Cemas terhadap putusnya hubungan pribadi yang baik
- Lebih memperhatikan segi hubungan antar pribadi daripada segi hubungan tugas dalam pekerjaan
- Mencari persetujuan atau kesepakatan dari orang lain, cemas terhadap putusnya hubungan pribadi yang baik
- Bekerja lebih efektif dalam hubungan kerjasama yang kooperatif.
- Orang dengan Motif Kekuasaan yang tinggi :
- Melakukan perbuatan yang menunjukkan kekuasaannya
- Melakukan sesuatu yang mengakibatkan timbulnya perasaan sangat positif(senang) atau sangat negatif pada orang lain
- Sangat aktif dalam menentukan arah kegiatan organisasi tempat ia berada
- Peka dan memperhatikan struktur pengaruh antar pribadi, kelompok dan organisasi
- Mengumpulkan benda/barang mewah atau menjadi anggota perkumpulan yang mencerminkan prestise
- Cemas akan nama baiknya/kedudukannya
- Berusaha menolong orang lain walaupun tidak diminta
Karyawan yang termotivasi berada di jalur menuju produktivitas tinggi.
Ciriciri karyawan yang termotivasi tinggi adalah:
1. Karyawan
tersebut mampu memotivasi diri sendiri, berinisiatif, dan memacu diri untuk
memulai sesuatu serta mempunyai komitmen tinggi (OCB : Organizational
Citizenship Behavior).
2. Tekun,
bekerja produktif menuntaskan tugas sampai berhasil walaupun mendapat
rintangan.
3. Mempunyai
kemauan keras untuk bekerja-selalu sibuk
4. Bekerja
efektif tanpa pengawasan
5. Melihat
hal-hal yang harus dikerjakan dan mengambil tindakan yang perlu
6. Menyukai
tantangan-ingin menguji kemampuannya-menyukai pencarian pemecahan masalah.
7. Selalu ingin
bertanya-menunjukkan keingintahuan
8. Memperlihatkan
ketidakpuasan konstruktif selalu memikirkan perbaikan sesuatu
9. Berorientasi
pada sasaran atau pencapaian hasil
10. Selalu tepat waktu dan ingin menepati waktu
11. Tingkat energi tinggi, dapat mengarahkan dan
mempertahankan energi dengan efektif
12. Merasa puas jika sudah melakukan pekerjaan
dengan baik
13. Menghargai imbalan yang pantas untuk hasil kerja
yang berprestasi
14. Memberikan andil pada penyelesaian pekerjaan
yang melebihi dari yang diharapkan
15. Memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya
(bangga, punya kebiasaan kerja yang baik, cermat, konsisten) dan terhadap
lingkungan kerjanya (menghormati manajemen, mempunyai hubungan baik dengan
manajemen, kolega, dan bawahan)
16. Percaya diri dan luwes dalam menyesuaikan diri
dengan perubahan.
Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan motif prestasi, antara lain:
a. Faktor
individu : penilaian tentang kemampuan/potensi diri, konsep diri, kematangan
pribadi (internal rewards)
b. Faktor
Lingkungan : dukungan dan umpan balik positif berupa ‘hadiah’ dalam bentuk
pujian , penghargaan, promosi (external rewards) setiap kali individu
berhasil mencapai prestasi unggul.
Pada saat
memotivasi diri sendiri, faktor yang memotivasi Recognition &
Responsibility. Motivator yang paling besar pada diri adalah Belief yaitu,
keyakinan bahwa diri bertanggungjawab pada tindakan dan perilaku sendiri.
Ketika orang menerima tanggung jawab, semua menjadi lebih baik :kualitas,
produktivitas, relationship dan kerjasama Untuk memotivasi
orang lain, kita dapat memberi penghargaan, menghargai, menciptkan
pekerjaan yang lebih menarik, menjadi pendengar yang baik, member
tantangan, serta menolong tapi tidak melakukan sesuatu bagi orang lain yang
sebenarnya dapat dilakukan oleh dirinya sendiri.
Salah satu hal yang dapat dilakukan manajer untuk memotivasi bawahannya
adalah dengan memberikan reward. Agar pengaruh reward dapat
digunakan secara maksimal, manajer perlu :
•
Menghormati keberagaman dan perbedaan individu
• Secara
jelas memahami apa yang orang lain inginkan dari suatu pekerjaan
•
Mengalokasikan rewards untuk memuaskan kebutuhan individu dan organisasi
D. GETTING MORE BY DOING LESS
- Mengajarkan cara untuk mendapatkan hasil maksimal dengan usaha paling minimal.
- Mengajarkan cara bekerja CERDAS, bukan bekerja KERAS.
- Melatih untuk fokus pada 20 persen hal utama yang akan membawa pada kesuksesan yang lebih hebat.
- Mengajarkan cara untuk mengidentifikasikan 20 persen hal kritikal dalam kehidupan.
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Seorang
pemimpin yang efektif harus mempunyai keberanian untuk mengambil keputusan dan
memikul tanggung jawab atas akibat dan resiko yang timbul sebagai konsekwensi
daripada keputusan yang diambilnya Tentunya dalam mengambil keputusan. Seorang
pemimpin harus punya pengetahuan, keterampilan, informasi yang mendalam dalam
proses menyaring satu keputusan yang tepat. Disamping itu, seorang pemimpin
yang efektif adalah seseorang yang dapat mempengaruhi dan mengarahkan segala
tingkah laku dari bawahan sedemikian rupa sehingga segala tingkah laku bawahan
sesuai dengan keinginan pimpinan yang bersangkutan. Untuk itu seorang pemimpin
setidaknya harus memiliki kriteria-kriteria tertentu, misalnya kemampuan bisa
"perceptive" dan objektif. Dalam mengarahkan dan memotivasi bawahan
agar melakukan pekerjaan dengan sesuai, seorang pemimpin bisa memilih suatu
gaya kepemimpinan tertentu apakah gaya autokratis, gaya partisipatif dan bahkan
gaya Free Rein yang sesuai dengan situasi dan lingkungan para bawahan. Hanya
dengan jalan demikian pencapaian tujuan dapat terlaksana dengan efisien dan
efektif.
2.
SARAN
3.
Marilah kita menjadi pribadi-pribadi
yang perbedaannya adalah kemampuan untuk mengubah yang biasa, menjadi yang luar
biasa. Perhatikanlah, sebuah organisasi, tidak mungkin bisa bergerak mendekati
bentuk kreatifitas apapun, bila sang pemimpin menjadikan dirinya sendiri
sebagai contoh utama dalam penolakan cara-cara yang lebih baik. Darimana
memulainya ?
4.
1.
Seperti
dalam hal apapun,
5.
2.
Mulailah
dari diri kita sendiri
DAFTAR PUSTAKA
- Aun Falestian Faletehan. 2006. Dasar-dasar manajemen. Fakultas Dakwah. IAIN Sunan Ampel Surabaya.
- Drs. Mamduh. M Hanafi, MBA. 1987. Manajemen. Yogyakarta : Percetakan akademi manajemen perusahaan YKPN
- Drs.Amin Tunggal Ak MBA. 2002 Manajemen Sutatu Pengantar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
- Heidjrachman Ranupandojo. Suad Husnan. 1996. Manajemen Personalia, BPFE.Yogyakarta :
- Drs. Ec. Alex S. Natisemito. 1989. Manajemen Statu Dasar danPengantar. Yakarta : Balai Aksara. Yudhistira. dan Pustaka Saadiyah.
- Robert J. Thie Rauf, 1984. Effective Management Information Systems. E. Merril Publishing Co. Ohio. USA.
- Robert Albanese, David D. Van Fleet, 1984. Organizational Behavior. A Managerial View point. Dryden Press. Texas.
- M. Manulang. 1990. Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia.
- Saul. W. Gellerman, 1983. Manajer dan bawahan, Seri Manajemen No 83, Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen. (LPPM).
- Winardi, 1990. Manajemen Personalia, Bandung : Abardin,
- Miftah Thoha, 1985. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : CV.
Rajawali.
- James. L. Gibson, John M. Ivancevich, James H. Donnely, 1994. organisasi
dan Manajemen. Jakarta :
Erlangga.
- http://badrussalam-muchtar.blogspot.com/2011/11/makalah-kepemimpinan-efektif.html
- http://badrussalam-muchtar.blogspot.com/2011/11/makalah-kepemimpinan-efektif.html
Comments
Post a Comment